SELAMAT DATANG

24 Februari 2010

Analisis Kelemahan Sistem Informasi


Kelemahan dan permasalahan sistem yang ada dinilai berdasarkan kriteria menurut pendapat Wilkinson, yaitu:
a) Flexibility (keluwesan sistem)
         Sistem yang berjalan di instansi Balai Sabo belum dapat menyesuaikan dengan segala keadaan    maupun perubahan yang terjadi. Sebagai contoh, jika terjadi perubahan peraturan perundang-undangan tentang tarif gaji, maka sistem lama tidakdapat melakukan perubahan secara bersamaan terhadap seluruh data pegawai.

b) Accessibility (kemudahan akses)
          Aplikasi Lotus 123 dan Ms. Excel 97 yang digunakan oleh Balai Sabo di dalam mengolah data penggajian belum mampu untuk dapat membaca atau memahami segala persoalan. Contohnya dalam perhitungan PPh Pasal 21.

c) Capasity (kapasitas dari sistem)
         Sistem yang ada di Balai Sabo hanya mampu menampung sebagian data-data tentang pegawai yang berguna sebagai dasar penentuan gaji. Hal-hal lain yang dibutuhkan, seperti data gaji berkala pegawai belum dapat ditampung dalam sistem lama.

d) Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi
         Sistem yang ada dapat dikatakan memiliki ketepatan waktu dalam menghasilkan informasi. Hal ini terbukti dari pembayaran gaji pegawai yang tidak pernah terlambat.

e) Security (keamanan dari sistem)
         Kemampuan sistem untuk mengendalikan segala bentuk atau segala macam bahaya maupun bencana yang dihadapi belum dimiliki oleh sistem yang ada. Siapa saja dapat masuk ke aplikasi
LOTUS 123 dan Ms. Excel 97 untuk membuka file penggajian dan melakukan perubahan terhadap data-data yang ada.

f) Simplicity (kemudahan sistem digunakan)
         Sistem yang ada dapat dikatakan mudah untuk digunakan oleh pegawai pembuat daftar gaji karena telah familiar (terbiasa) dengan aplikasi LOTUS 123. Bahkan ketika akan diganti dengan Microsoft Excel 97, aplikasi LOTUS 123 tetap lebih dominan.

g) Economy (nilai ekonomis dari sistem)
         Sistem yang ada masih lemah dari aspek ekonomi. Hal ini disebabkan oleh pemborosan kertas dan tinta yang terjadi setiap kali laporan salah dicetak, sehingga sumber-sumber dana kurang dapat dialokasikan dengan baik dan tepat.

h) Relevance (sesuai kebutuhan)
         Sistem yang ada belum dapat menghubungkan antar bagian yang ada pada proses perhitungan gaji dan belum mampu memenuhi kebutuhannya dengan baik karena bagian-bagian dari perhitungan gaji masih terpisah-pisah. Sebagai contoh, perhitungan PPh Pasal 21 masih dilakukan di file terpisah dengan ile perhitungan gaji. Selanjutnya, hasil perhitungan PPh Pasal 21 digunakan atau dipindah ke file perhitungan gaji. Hal ini tentu saja menjadikan proses perhitungan gaji menjadi lama.

i) Efficiency (efisiensi dari sistem)
         Kesalahan yang sering terjadi pada saat pencetakan laporan menyebabkan terjadi pemborosan sumber daya listrik. Selain itu, pegawai pembuat daftar gaji menjadi tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang lain sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya bertambah. Hal ini menjadikan sistem yang ada tidak dapat mengalokasikan segala sumber-sumber daya dengan baik.

j) Reliability (keandalan dari sistem)
          Sistem yang ada telah mampu untuk dapat dipercaya oleh pihak luar maupun pihak dalam. Terbukti setiap laporan yang dihasilkan yang diserahkan kepada KPPN (Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara) tidak mendapat komplain sehingga gaji pegawai dapat segera dicairkan dananya.

k) Accuracy (ketepatan nilai dari informasi)
          Kemampuan sistem untuk dapat memberikan jawaban atau solusi yang tepat belum dimiliki oleh sistem yang ada. Sebagai contoh, untuk mengetahui daftar gaji pegawai dengan kriteria tertentu tidak dapat diketahui melalui aplikasi yang digunakan, melainkan dengan mengeceknya pada daftar gaji pokok PNS yang dilampirkan dalam Peraturan Pemerintah.